Alergi Lingkungan

Alergi Lingkungan

Alergi, lingkungan, debu, serbuk, cuaca, hawa, rhinitis, asma
Alergi akibat lingkungan merupakan penggolongan jenis alergi berdasarkan alergen yang ada di lingkungan. Banyak faktor lingkungan yang dapat memancing tubuh bereaksi menjadi alergi. Yang paling kerap menjadi alergen utama dari faktor lingkungan adalah debu, asap kendaraan, asap rokok, air hujan, serta cuaca atau suhu. 

Kita tahu, alergen merupakan benda yang dianggap asing oleh tubuh. Dalam kasus alergi karena faktor lingkungan, yang paling sering terserang adalah kulit dan saluran pernafasan. Namun demikian, alergi juga dapat terjadi di jaringan pembuluh darah, sistem pencernaan, dan organ-organ tubuh bagian dalam lainnya.

Alergi Debu dan Asap

Saat terserang alergi, di dalam tubuh kita terjadi pengaktifan dan pelepasan zat-zat yang disebut mediator dari sel Mast. Zat-zat itu menyebabkan pembuluh darah melebar, otot polos viseral berkontraksi, dan pengeluaran lendir terus menerus. Jika hal ini terjadi di saluran pernafasan (bronkhus) maka penderita akan mengalami sesak nafas (asma) karena aliran udara di bronkhus menyempit.

Gangguan karena debu termasuk reaksi cepat biasanya tidak berlangsung lama, begitu paparan debu tersebut hilang maka dalam beberapa saat keluhan tersebut juga akan menghilang. Reaksi ini dapat terjadi hanya dalam beberapa menit setelah tubuh terpapar alergen, namun dapat juga muncul beberapa jam kemudian.

Alergi Suhu atau Cuaca

Seperti namanya, alergi suhu atau cuaca adalah alergi yang dipicu karena perubahan suhu, entah itu terlalu panas atau terlalu dingin. Gejala yang paling kentara ketika orang orang mengalami alergi cuaca adalah timbulnya bentol-bentol gatal pada kulit (biduran) atau bersin-bersin.

Timbulnya biduran akibat alergi dingin diakibatkan oleh mekanisme pertahanan tubuh yang beraksi secara berlebihan dalam mengeluarkan histamin, suatu senyawa kimia yang menyebabkan timbulnya gejala keluhan subjektif gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Pada kulit tampak bercak-bercak kemerahan dan bengkak (edema) setempat, berbatas tegas, dan kadang-kadang bagian tengah nampak lebih pucat. Bentuknya dapat berupa papular atau bisa juga melebar berbentuk plakat.

Penanganan Alergi Akibat Lingkungan

Cara terbaik untuk mengatasi alergi jenis ini adalah dengan menghindari bahan pemicunya. Reaksi alergi akan lebih mudah dicegah jika kita mengetahui benda apa yang dianggap alergen bagi tubuh. Obat-obatan seperti CTM. loratadine, pseudoefedrin, maupun kortikostreroit dapat digunakan untuk mengurangi keluhan akibat reaksi alergi. Melakukan tes alergi (hiposensitisasi) juga dapat digunakan untuk mengatasi rhinitis alergi. Tes ini biasanya dilakukan dengan menyuntikkan bahan-bahan yang merupakan alergen terhadap penderita, dimulai dengan dosis tertentu selama beberapa kali secara periodik.

Lingkungan Bersih, Alergi Justru Meningkat?

Semakin baik sanitasi suatu lingkungan dan taraf kebersihan penduduk sehingga infeksi nyaris tidak ada, makin tinggi pula angka kejadian alergi seperti asma. Alergi merupakan respon sistem daya tahan tubuh secara berlebihan terhadap substansi yang biasanya tidak berbahaya, seperti makanan atau debu.

Dalam beberapa dekade terakhir ini terjadi peningkatan kasus alergi, seiring dengan penurunan angka penyakit infeksi, seperti TBC atau Campak. Ada sebuah teori menarik tentang makin meningkatnya kasus alergi, yaitu di negara yang tingkat infeksinya tinggi, maka kejadian alerginya lebih rendah. Tak jarang di negara maju yang serba bersih dan steril, angka kejadian alergi sangat tinggi. Sebagai contoh, anak-anak yang punya infeksi cacing, biasanya jarang terkena alergi. Mengapa hal itu terjadi? infeksi membuat sistem imun tubuh sibuk sehingga tidak sempat mengembangkan alergi.

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa muncul tidaknya alergi terkait dengan sel-T, yakni sejenis sel yang berperan dalam respon kekebalan tubuh, terutama dalam mengenali benda asing yang masuk kedalam tubuh dan mungkin menyebabkan penyakit. Sel-T ada 2, yang disebut Sel T Helper 1 (TH 1) dan Sel T Helper 2 (TH 2). Sel TH 1 meningkat bila terjadi infeksi, sedangkan TH 2 meningkat bila seseorang alergi. Dalam kondisi sehat, maka TH 1 dan TH 2 dalam tubuh seimbang. Makin sering sesorang terkena infeksi, sel TH 1 yang bekerja dan sel TH 2 akan tertekan sehingga alergi tidak akan muncul. Inilah yang menjelaskan mengapa lingkungan yang bersih kasus alerginya justru tinggi.

Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi adalah radang pada hidung yang ditandai dengan bersin-bersin, pengeluaran lendir (ingus), dan penyumbatan pada rongga hidung. Rhinitis alergi juga memungkinkan timbulnya rasa gatal pada mata dan tenggorokan sehingga menyebabkan mata berair atau sinusitis.

Ada dua jenis rhinitis alergi, pertama seasonal rhinitis alergy yang biasaya dipicu oleh alergen yang berbentuk serbuk; misalnya dari rumput, kayu, atau jamur. Sedangkan reaksi alergi yang disebabkan oleh debu rumah tangga (yang mengandung antigen dari kutu/tungau) atau bulu binatang disebut Perennial rhinitis alergy.
DAFTAR ISI | DAFTAR PENYAKIT | DAFTAR PRODUK HDI | DAFTAR MEMBER HDI

PEMESANAN:
Tlp./WA. 0821 9496 6109


0 komentar :
Posting Komentar

COVID-19 Masih Mengintai

Meski berbagai aktivitas di ruang publik perlahan diperbolehkan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kita harus tetap waspada karena a...

PROMO BULAN INI!

Dapatkan Diskon harga yang menarik!
===============
GRATIS ONGKIR (GOSEND/GRAB, DLL) SETIAP BELANJA MINIMAL 800 RIBU
===============
INFO CEPAT
Hub. Tlp/WA 0821 9496 6109







  1. Promo-Promo lain yang tersedia (EASI STARTER SET), bisa langsung menghubungi WA Admin:

POPULAR POSTS

Recent Comments

DAFTAR MEMBER HDI Scan / klik disini:

Panduan Registrasi Online:
Cara Mendaftar Menjadi Member HDI