Berargumen atau Debat
Berargumen bertujuan mendapatkan solusi haruslah etis, profesional, dan smart. Etis berarti isi perdebatan tidak boleh menghina atau merendahkan pihak lain. Hargailah pendapat mereka dan berikan waktu yang cukup untuk lawan bicara menyelesaikan pembicaraan.
Akhir-akhir ini, kita sering melihat tayangan adu pendapat di televisi yang ditayangkan secara live, apalagi menjelang pemilihan umum. Banyak tema yang diangkat, terutama mengenai isu politik dan kriminalitas. Dua isu itu memang menarik untuk dibahas dan diperdebatkan sehingga acara debat tersebut saat ini menjadi acara pilihan di stasiun-stasiun televisi berkat angka rating dan sharing penonton yang terus meningkat.
Karena disiarkan secara langsung di jam-jam premium, tentu banyak yang menonton, tak terkecuali anak-anak. Masalahnya, tidak semua narasumber bisa berargumen dengan baik, elegan, dan benar. Jauh dari itu, mereka justru gontok-gontokan, ‘debat kusir’ yang tak disertai dengan alasan rasional, atau bahkan ada yang sampai menyiram air minum ke lawan bicaranya. Ujung-ujungnya tak ada satu solusipun yang berhasil didapat. Jika sudah seperti itu, kita harus bijak membedakan mana adu argumen yang berkualitas dan yang tidak.
Adu Argumen Berakhir Solusi
Berargumen yang bertujuan mendapatkan solusi haruslah etis, profesional, dan smart. Etis berarti isi perdebatan tidak boleh menghina atau merendahkan pihak lain. Hargailah pendapat mereka dan berikan waktu yang cukup untuk lawan bicara menyelesaikan pembicaraan. Jangan sekali-kali memotong pembicaraan lawan karena Anda pun tidak suka diperlakukan demikian, bukan?Ciri orang yang profesional dalam mengemukakan pendapat bahwa dia bisa menempatkan diri dengan baik dengan cara menguasai topik. Topik yang kita utarakan harus mempunyai dasar dan bukti, tidak sebatas opini. Dan, yang tak kalah penting, dalam berpendapat adalah kita harus kritis dan pendapat kita mudah dipahami oleh pihak lain.
Dengan demikian, akan lebih mudah mencari solusi karena diskusi sejatinya untuk mencari solusi, bukan pemenang. Jadi, hindarkan diri dari tujuan untuk menjadi pemenang dalam berargumen, namun pastikan untuk jadi problem solver.
Smart yang dimaksud tentu saja terkait penguasaan topik dan timing dalam mengungkapkan pendapat saat berdebat. Penguasaan topik sangat penting namun berbicara pada saat yang tepat juga tak kalah penting. Kemampuan membaca situasi sekaligus mengungkapkan argumen yang tepat sangat dibutuhkan agar diskusi menghasilkan sesuatu. Satu hal lagi ciri berargumen yang cerdas adalah tidak melenceng dari topik pembicaraan.
Adu argumen yang baik tidak hanya digunakan di forum resmi. Di dalam keluarga, adu pendapat yang baik juga bisa diajarkan pada semua anggota keluarga. Sebagai orangtua, kita juga harus mau mendengarkan opini anak dan sebaliknya, anak juga diharapkan mau mengerti pertimbangan orangtua. Intinya sama-sama menciptakan kehidupan berkeluarga yang lebih baik, bukan?
0 komentar :
Posting Komentar