Manajemen Hobi
Memang, semua orang, baik lelaki maupun perempuan, mempunyai hobi. Tapi, kaum Adam sering diidentikkan dengan beragam hobi. Tentunya, kebanyakan hobinya bersifat maskulin, sesuai dengan sifatnya. Sering kita mendengar ungkapan, “Lelaki dan hobi itu seperti dua sisi mata uang”.
Di satu sisi, hobi menjadi sarana rekreasi setelah bergelut dengan kesibukan, namun di sisi lain, hobi juga membutuhkan waktu, biaya, dan energi yang tak sedikit.
Hal tersebutlah yang terkadang membuat konflik, terutama dalam rumah tangga. Banyak istri yang mengeluh saat mengetahui suaminya terlalu fokus pada hobi, bahkan sampai menghabiskan uang yang tak sedikit. Sebut saja hobi otomotif, memancing di laut, atau aeromodeling, yang mengharuskan seseorang merogoh kantong lebih dalam. Tak hanya itu, waktu libur yang hendaknya dihabiskan untuk keluarga juga tersita untuk hobi.
Hobi Sebagai Obat Stres
Apa sebenarnya hobi itu? Hobi adalah kegiatan-kegiatan khusus yang kita senangi dan sering dilakukan. Hobi menjadi salah satu cara untuk memuaskan diri atau menenangkan diri dari rasa bosan atau stres akibat dari kegiatan rutin yang kita lakukan setiap hari. Hobi juga bisa berguna sebagai cara bernostalgia, engeksplorasi, dan mengekspresikan kemampuan diri. Hobi yang kita pilih merupakan refleksi dari karakteristik pribadi.Setiap orang mempunyai hobi atau kegiatan kegemaran yang berbeda. Perbedaan hobi tersebut membuat orang mudah cocok saat bertemu dengan orang lain yang mempunyai hobi sama. Wanita yang mempunyai hobi jalan-jalan dan berbelanja akan merasa “nyambung” dengan sesama penghobi belanja. Begitu pula dengan lelaki yang hobi mendaki gunung pastilah nyaman berada di komunitas pendaki gunung. Dari situ, muncul suatu komunitas dan terjalin komunikasi yang akrab.
Jika sudah menjadi hobinya, seseorang akan melakukan sesuatu dengan sepenuh hati. Seorang yang mempunyai hobi memelihara binatang tentu akan dengan senang hati membersihkan kotoran hewan peliharaannya setiap hari, yang bagi orang lain kegiatan itu terasa berat dan menjijikkan.
Itulah kemudian ada adagium, “Lakukan pekerjaanmu sebagai hobimu.” Maka, adalah sebuah kenikmatan jika hobi kita menghasilkan karena tanpa merasa bekerja, kita mendapatkan penghasilan. Hobi memasak? Pasarkan masakan Anda. Hobi menjahit? Buka jasa penjahit dan akan banyak order jahitan yang datang. Hasil jahitan kita akan bagus karena merupakan hasil karya, sebuah passion.
Jangan Sampai Diperbudak Hobi
Permasalahan muncul saat seseorang terlalu terfokus pada hobi yang ditekuni. Karena merupakan kegemaran, hobi bisa membuat orang merasa seperti dalam “dunianya sendiri”. Dia merasa bahwa hobinyalah yang utama. Seseorang yang mempunyai hobi memancing di laut bisa berhari-hari mengarungi laut untuk menyalurkan hobinya. Seorang pendaki gunung selalu tertantang untuk “menaklukkan” gunung sebanyak mungkin.Saat masih melajang, seorang pria bisa melakukan sebanyak mungkin hobinya. Sejauh dia mampu, dia pasti akan sibuk dengan hobinya. Hal itu berubah saat dia memutuskan untuk membangun keluarga. Komitmen untuk hidup bersama membuat seseorang harus “mengalahkan” hobi dan kesenangannya karena ada prioritas kepentingan dari istri dan anak-anaknya.
Dengan menempatkan prioritas yang lebih penting, tampak kedewasaan dan kestabilan pribadi seseorang. Hobi tetap boleh jalan asal tanggung jawab kita sudah terlaksana. Dengan demikian, tercipta keseimbangan dalam hidup, yaitu kita tetap mempunyai waktu untuk diri sendiri sekaligus membahagiakan orang lain. So, silakan terus menekuni hobi positif Anda, namun tetap memberi waktu untuk orang-orang tercinta yang menjadi bagian dari tanggung jawab kita.
0 komentar :
Posting Komentar