Kanker Nasofaring
Kanker Nasofaring (Carsinoma Nasopharynx) merupakan pertumbuhan sel kanker yang sering ditemukan di bidang penyakit telinga, hidung, dan tenggorokan. Dalam urutan 5 besar tumor ganas dengan frekuensi tertinggi, penyakit ini menduduki tempat ke 4 setelah kanker mulut rahimm, kanker payudara, dan kanker kulit. Meski begitu, angka kematian kanker ini justru tertinggi dari yang lain.
Penanggulangannya sampai saat ini masih menemui kendala, yaitu keterlambatan pasien untuk datang berobat, sebagian besar pasien datang berobat ketika sudah dalam stadium lanjut, dimana kanker sudah meluas ke jaringan sekitarnya. Hal ini merupakan penyulit terbesar untuk mendapatkan hasil pengobatan yang sempurna.
Letak Nasofaring yang tersembunyi serta gejala dini yang tidak khas mengakibatkan diagnosis sering terlambat sehingga angka kematian bertambah. Seperti kanker yang lain, penyebab penyakit ini belum dapat dipastikan. Yang perlu ditekankan adalah usaha ke arah diagnosis dini, yaitu dengan mengetahui tanda-tanda stadium awal penyakit dan kemana mereka harus pergi untuk mendapatkan pertolongan yang tepat dan cepat.
Penyebab Kanker Nasofaring
Penelitian menyebutkan bahwa beberapa faktor penyebab kanker ini saling berkaitan (multifaktor). Kaitan antara suatu kuman yang disebut sebagai virus Epster-Barr (virus E-B) dan keseringan mengonsumsi ikan asin dikatakan sebagai penyebab utama timbulnya karsinoma nasofaring. Virus itu dapat masuk ke dalam mulut dan tetap tinggal di sana tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam jangka waktu yang lama.Kebiasaan untuk mengonsumsi ikan asin secara terus menerus mulai dari masa kanak-kanak menjadi pemicu aktifnya virus ini sehingga menimbulkan kanker nasofaring.
Mediator atau pemicu yang dianggap berpengaruh untuk timbulnya karsinoma nasofaring antara lain:
- Zat Nitrosamin. Di dalam ikan asin terdapat nitrosamin yang ternyata merupakan mediator penting. Nitrosamin juga ditemukan dalam makanan yang diawetkan dan tauco.
- Keadaan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan penuh polutan,dan kebiasaan hidup tidak sehat juga menjadi penyebab. Asap akibat pembakaran, termasuk asap dupa, juga diindikasi berperan dalam menimbulkan kanker ini.
- Sering kontak dengan zat yang dianggap bersifat karsinogen, yaitu yang dapat menyebabkan kanker, antara lain benzopyrene, benzoathracene (sejenis hidrokarbon dalam arang batubara), gas kimia, asap industri, asap kayu, dan beberapa ekstrak tumbuh-tumbuhan.
- Ras dan keturunan, ras kulit putih jarang terkena penyakit ini. Di Asia, terbanyak adalah bangsa China. Diindikasikan karena gaya hidup mereka akrab dengan pembakaran hio.
- Radang kronis di daerah nasofaring. Dianggap dengan adanya peradangan, mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap karsinogen.
Waspada Gejalanya
Karena kanker nasofaring bukanlah penyakit yang sulit disembuhkan, maka diagnosis dan pengobatan yang sedini mungkin memegang peranan yang penting untuk mengetahui gejala dininya, saat tumor masih sebatas di rongga nasofaring dan belum menyebar.Gejala di telinga:
- Karena ada sumbatan di saluran eustachius (saluran yang menghubungkan telinga, hidung, dan tenggorokan), pasien mengeluh telinga berdengung dan kadang-kadang disertai dengan gangguan pendengaran.
- Radang telinga tengah hingga mengakibatkan pecahnya gendang telinga. Keadaan ini merupakan kelainan lanjutan yang terjadi akibat penyumbatan muara tuba, dimana rongga telinga tengah akan terisi cairan.
Gejala di Hidung:
- Mimisan.Dinding tumor biasanya rapuh sehingga mudah terjadi pendarahan hidung atau mimisan. Keluarnya darah ini berulang-ulang, jumlahnya sedikit, dan seringkali bercampur dengan ingus.
- Sumbatan hidung. Ini terjadi akibat pertumbuhan tumor di dalam rongga hidung. Gejalanya menyerupai pilek kronis, kadang-kadang disertai dengan gangguan penciuman dan adanya ingus kental.
Gejala lebih lanjut:
- Pembesaran kalenjar limfa leher. Namun, tidak semua benjolan leher menandakan penyakit ini. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri, karenanya sering diabaikan.
- Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitarnya. Perluasan ke atas ke arah rongga tengkorak dan ke belakang melalui sela-sela otot dapat mengenai saraf otak sehingga menyebabkan kelumpuhan otak syaraf, penglihatan dobel (dioplopia), rasa baal (mati rasa) di daerah wajah sampai akhirnya timbul kelumpuhan lidah, bahu, leher dan gangguan pendengaran serta gangguan penciuman.
Diagnosis Medis
Diagnosis medis dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT-scan pada daerah kepala dan leher.Metode yang lain adalah pemeriksaan serologi lg A anti EA dan lg A anti VCA untuk infeksi virus E-B.
Diagnosa juga dapat dilakukan dengan melakukan biopsi nasofaring, melalui hidung atau mulut. Biopsi tumor nasofaring umumnya dilakukan dengan pembiusan topikal. Bila dengan cara ini masih belum didapatkan hasil yang memuaskan, maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah lateral nasofaring dalam narkosis.
Ragam Pengobatan
Sampai saat ini, pengobatan pilihan terhadap tumor ganas nasofaring adalah radiasi, karena kebanyakan tumor ini sensitif terhadap sinar radioaktif. Radiasi di daerah getah bening ini bisa dilakukan sebagai tindakan preventif sekalipun tidak dijumpai pembesaran kalenjar.Perkembangan teknologi pada dasawarsa terkahir telah memungkinkan pemberian readiasi yang sangat terbatas pada daerah nasofaring dengan menimbulkan efek samping sesedikit mungkin. Metode yang disebut sebagai IMRT (Intersified Modulated Radiation Theraphy) ini telah digunakan di beberapa negara maju.
Jadi, pada stadium dini, pengobatan dengan penyinaran sudah mencukupi. Oleh karena itu, diharapkan kesadaran masyarakat untuk segera berobat. Jika terdapat gejala yang mencurigakan, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Cegah Kanker dengan Propoelix Plus!
Cegah Kanker dengan HDI Four Stars!
0 komentar :
Posting Komentar