Konstipasi
Seseorang digolongkan mengalami konstipasi jika dalam seminggu dia hanya bisa BAB 3-4 kali. Konstipasi juga dapat dirasakan jika perut terasa penuh ingin buang air besar tetapi tidak ada feses yang keluar. Rasa tidak nyaman adalah efek pertama dan paling bisa dirasakan akibat konstipasi.
Konstipasi atau sembelit adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan untuk buang air besar sebagai akibat dari feses yang mengeras. Penyebab khas dari konstipasi adalah pola makan rendah serat.
Konstipasi terjadi ketika kolon (usus besar) menyerap air secara berlebihan atau kontraksi otot-otot di kolon berjalan lambat. Hal ini akan menyebabkan feses yang melewati kolon bergerak terlalu lambat dan akibatnya, feses menjadi keras dan kering.
Konstipasi fungsional dan konstipasi idiopatik
Konstipasi fungsional berarti usus dalam kondisi yang sehat tetapi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini sering terjadi akibat pola makan dan gaya hidup yang buruk.Konstipasi idiopatik adalah konstipasi yang penyebabnya tidak diketahui dan mungkin disebabkan oleh berbagai alasan seperti masalah hormonal, persarafan, dan otot-otot saluran pencernaan pada anus, rektum atau kolon.
Bahaya jangka panjang yang bisa di akibatkan gangguan konstipasi antara lain adalah tumor, kanker usus atau rektum, ambeien, keracunan, pendarahan hebat, hingga kegemukan. Bagi kaum hawa, efek yang terakhir ini dapat menjadi kendala tersendiri. Keseringan mengejan atau mengeden saat mencoba BAB juga dapat mengakibatkan hernia atau lebih dikenal dengan sebutan turun berok.
Tercatat bahwa setiap tahunnya, 2,5 juta orang di Amerika mengunjungi dokter karena masalah ini, dengan hampir 100.000 pasien memerlukan perawatan setiap tahunnya. Menurut data Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, selama kurun waktu 1998 sampai 2005 dari 2.397 pemeriksaan kolonoskopi, 216 pemeriksaan atau sekitar 19 persen di antaranya terindikasi dengan sembelit. Jumlah penderitanya kebanyakan adalah wanita.
Konstipasi dan Diare
Permasalahan utama yang kerap terjadi dari proses defekasi adalah konstipasi dan diare. Sebenarnya, disebabkan oleh hal sederhana, yaitu BAB ditahan atau dihambat sehingga tinja dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada tinja kembali diserap. Alhasil, tinja pun menjadi sangat padat. Akhirnya, konstipasi pun terjadi.Sebaliknya, bila ada infeksi bakteri atau virus di usus maka secara refleks usus akan mempercepat laju tinja sehingga penyerapan air sedikit. Akibatnya, tinja menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga. Keadaan demikian disebut dengan diare.
Kedua keadaan tersebut sama-sama berbahayanya bagi tubuh. Diare kerap dibahas di dalam wacana kesehatan karena dapat mengakibatkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal. Tapi, dunia medis sekarang makin menekankan bahaya konstipasi. Setidaknya, bahaya yang mengintip dari konstipasi adalah ambeien atau wasir. Lebih lanjut, kanker usus besar atau kanker rektum mempunyai potensi besar menghinggapi orang yang kerap mengalami konstipasi.
Sistem Pencernaan Manusia
Proses pencernaan manusia memang tidak sederhana. Dalam lambung, makanan mengalami proses pelarutan dengan bantuan enzim selama 3-5 jam. Enzim dalam lambung memecah protein dan karbohidrat. Proses selanjutnya terjadi di usus halus. Partikel-partikel makanan dihancurkan menjadi molekul-molekul dan diserap oleh dinding usus untuk kemudian dialirkan ke seluruh tubuh dengan bantuan darah.Sisa-sisa makanan tinggal di usus besar selama 12-48 jam sebelum dikeluarkan sebagai feses. Di dalam usus besar masih terjadi penyerapan air dan mineral. Semakin lama sisa makanan berada di usus besar maka semakin banyak air yang diserap sehingga semakin keras feses yang dikeluarkan. Kesehatan pencernaan dapat diukur dari bentuk, warna, dan bau feses.
Gerakan peristaltis dari otot-otot dinding usus besar menggerakkan feses dari saluran pencernaan menuju ke rektum atau dubur. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (ampulla) menjadi tempat penampungan tinja sementara. Otot-otot pada dinding rektum yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya membuat suatu rangsangan terhadap otot Sphinkter pada anus yang akan membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja.
Diet Tinggi Serat dan Madu
Jika kita mengalami konstipasi, beberapa ahli medis akan memberikan obat pencahar yang bersifat instan dan hanya digunakan dalam waktu terbatas. Sedangkan untuk penderita konstipasi menahun, mengatur diet atau pola makan yang tepat adalah jawabannya.Diet yang disarankan adalah dengan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat seperti sayur mayur, buah-buahan, dan biji-bijian. Sebaliknya, jenis makanan bersifat lemak, asam, dan gula dapat mengakibatkan sistem pencernaan bekerja keras.
Produk HDI Untuk Konstipasi
Satu hal yang tidak bisa dilupakan adalah peranan enzim pencernaan. Enzim merupakan sejenis protein yang diperlukan untuk semua reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh. Satu sumber makanan yang tidak bisa dilepaskan dari proses pencernaan adalah madu. Kandungan enzimnya sangat membantu proses pencernaan makanan. Sejak dahulu, madu bahkan kerap dicampurkan pada minuman bagi orang yang mengalami konstipasi.Namun, Anda juga perlu memperhatikan kualitas madu yang akan dikonsumsi. Madu yang sudah mengalami fermentasi akibat kadar air yang tinggi justru akan memperparah kondisi pencernaan Anda. Tingginya kadar air pada madu juga mempercepat kerusakan madu akibat bakteri yang berkembang.
Karenanya, pilihlah madu alami yang mempunyai kadar air rendah, seperti HDI Clover Honey yang mempunyai kandungan air hanya sebesar 17%. Nah, sekarang Anda tahu bagaimana pentingnya BAB lancar, bukan?
Mulai sekarang, biasakan buang air besar setiap hari dan lancarkan aktivitas Anda hari ini.
0 komentar :
Posting Komentar