Start of Fire
Pebisnis mandiri dituntut mampu presentasi di depan umum dalam mengenalkan bisnis dan produk. Presentasi yang baik akan membuat prospek atau pendengar teryakinkan. Untuk sampai pada tahap itu, kita harus bisa menyampaikan ide kita dengan jelas dan menarik.
Agar presentasi jelas dan menarik, kita harus bisa mengatasi rasa grogi atau gugup. Kita membutuhkan Start of Fire agar bisa memulai presentasi dengan baik dan mengalahkan rasa grogi.
Pentingnya Start of Fire
Keberhasilan presentasi sangat tergantung pada kemampuan kita menarik perhatian audiens di awal presentasi. Para pembicara kondang kerap memanfaatkan momen awal presentasi sebagai cara untuk memancing perhatian dari pendengar. Metode tersebut kerap disebut sebagai start of fire.Start of fire dapat berupa sapaan, perkenalan, sharing pengalaman, candaan smart, atau dengan mengajak pendengar untuk bernyanyi bersama. Yang penting, perhatian pendengar terarah pada kita.
Tujuan start of fire juga untuk memecah kebekuan yang biasanya terjadi antara pemateri dan pendengar. Salah satu kunci untuk mendapatkan perhatian lebih dari audiens adalah dengan mengetahui hal-hal umum mengenai audiens. Mengetahui beberapa hal-hal yang bersifat pribadi akan sangat membantu untuk mendapatkan perhatian lebih dari audiens. Sebab, siapapun pasti suka diperhatikan bukan?
Dalam start of fire, kita juga bisa berkomunikasi interaktif dengan beberapa orang dari pendengar. Pilih orang-orang yang sekiranya bisa menanggapi chit-chat kita dengan positif dan segar. Misalnya saja tanyakan mengenai kabar kaluarga atau kesehatan mereka secara umum.
Oleh karena itu, sebelum presentasi sebaiknya lakukan riset mengenai audiens, seperti hal yang disukai, anak-anak, atau binatang kesayangan. Hal ini tentu akan membuat pendengar makin diperhatikan, sehingga mereka akan memberikan perhatian balasan yang lebih pada kita. Pastikan pertanyaan yang dibuat membutuhkan jawaban tidak sekedar “ya” atau “tidak”.
Presentasi Bukan Monolog
Minimalkan kesalahan presentasi yang hanya fokus membahas diri sendiri. Ingat, yang dilakukan adalah presentasi, bukan monolog. Siapapun akan bosan mendengar presenter yang hanya fokus membicarakan diri sendiri tanpa sekalipun menyentuh pendengar.Selain itu, pembicara yang baik juga harus bisa menjadi pendengar yang baik. Mampu mendengar apa yang audiens inginkan akan makin memperbesar perhatian mereka pada pemateri. Karena dengan mendengarkan audiens, kita akan lebih memahami siapa mereka. Pemahaman kita tentang mereka juga merupakan salah satu penentu keberhasilan presentasi.
Perlu diingat, jangan terlalu lama melakukan start of fire karena akan membuat pendengar bosan. Begitu perhatian pendengar sudah kita dapatkan, kita pun masuk pada ide utama yang ingin kita sampaikan. Selamat mencoba! Sukses jadi milik Anda.
0 komentar :
Posting Komentar