Kanker Leher Rahim

Kanker Leher Rahim

kanker serviks
Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas dengan vagina. Usia rata-rata kejadian kanker leher rahim adalah di sekitar 52 tahun.

Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim merupakan penyebab kematian yang terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global terdapat 600.000 kasus baru dan 300.000 kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati urutan pertama di negara berkembang.

Saat ini, kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita Indonesia yaitu sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan sekarang 48 juta perempuan Indonesia dalam resiko menderita kanker leher rahim.

Tanda dan Gejala

Gejala paling umum dari kanker leher rahim adalah pendarahan abnormal dari vagina atau flek (bercak) vagina. Pendarahan abnormal ini terutama terjadi setelah berhubungan seksual, namun dapat muncul juga pendarahan diantara 2 siklus menstruasi, menoragia, atau bercak postmenopause

Bila pendarahan berlangsung dalam jangka waktu lama, maka pasien dapat mengeluh lelah dan lemas. Karena anemia yang dialaminya. Bercak kekuningan yang encer diikuti dengan bau amis dapat merupakan tanda-tanda keganasan. Gejala biasanya baru muncul ketika sel yang abnormal berubah menjadi ganas dan menyusup ke jaringan sekitarnya.

Pada stadium lanjut, pasien dapat mengeluh bercak vagina yang berbau, penurunan berat badan, dan obstruksi (sumbatan) dalam berkemih. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul maka nyeri punggung dapat terjadi diikuti dengan hambatan dalam berkemih serta hidronefrosis (pembesaran ginjal).

Untuk menjadi kanker serviks,  dibutuhkan waktu sampai belasan tahun. Lesi (luka atau tanda) dini pada kanker leher rahim dapat berupa lesi indurasi (keras), ataupun ulserasi (luka bernanah), atau daerah yang sedikit benjol dan bergranul yang mudah berdarah bila tersentuh.

Penyebaran Penyakit

Kanker leher rahim dapat menyebar ke berbagai macam organ. Diantaranya ke kalenjar getah bening, vagina, kandung kemih, rektum, endometrium (selaput dinding rahim) dan ovarium (indung telur). Masing-masing memberikan gejala yang berbeda-beda. Penyebaran kanker leher rahim pada umumnya melalui peredaran kalenjar getah bening, penyebaran melalui peredaran darah jarang terjadi.

Faktor Resiko

Ras
Pada ras Afrika-Amerika kanker leher rahim meningkat sebanyak 2 kali dari Amerika-Hispanik. Sedangkan untuk ras Asia-Amerika, memiliki kejadian yang sama dengan warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosioekonomi.

Faktor Seksual Reproduksi
Hubungan seksual pertama kali sebelum usia 16 tahun berkaitan dengan peningkatan resiko kanker leher rahim 2 kali dibandingkan wanita yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun. Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak partner seksual maka semakin meningkat resiko kanker leher rahim. Peningkatan paritas (jumlah kehamilan) juga merupakan faktor kanker leher rahim.

Merokok
Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker leher rahim jenis karsinoma sel skuamosa. Faktor resiko meningkat 2 kali dengan resiko tertinggi didapatkan pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah banyak).

Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan resiko kanker leher rahim sebanyak 2 kali. Penggunaan metode kontrasepsi barrier (penghalang), terutama yang menggunakan kombinasi mekanik dan hormon memperlihatkan penurunan angka kejadian kanker leher rahim yang diperkirakan karena penurunan paparan terhadap agen penyebab infeksi.

Kondisi Imunosupresi (Penurunan Kekebalan Tubuh)
Pada wanita imonokompromise seperti transplantasi ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel-sel kanker dari noninvansif menjadi invansif (tidak ganas menjadi ganas).

Infeksi HPV (Human Papilloma Virus)
Penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa infeksi HPV terdeteksi menggunakan penelitian molekular pada 99.7% wanita dengan karsinoma sel skuamosa karena infeksi HPV adalah penyebab mutasi neoplasma (perubahan sel normal menjadi sel ganas). Terdapat 138 strain HPV yang sudah diidentifikasi, 30 diantaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dari sekian tipe HPV yang menyerang anogenital (dubur dan alat kelamin), ada 4 tipe HPV yang biasa menyebabkan masalah seperti di 2 subtipe HPV dengan resiko tinggi keganasan yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukan pada 70% kanker leher rahim serta tipe 6 dan 11, yang menyebabkan 90% kasus genital warts (kutil kelamin).

Tidak seperti penyekit menular seksual (PMS) lainnya yang menyebar melalui cairan tubuh, HPV merupakan virus yang menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit, karena itu penggunaan kondom tidak sepenuhnya efektif karena kondom tidak meliputi seluruh area kulit dimana HPV dapat ditemukan.

Skrining

Pemeriksaan secara berkala bagi seluruh wanita, terutama yang memiliki faktor resiko. Menggunakan pap smear adalah cara yang efektif untuk mendeteksi dini kanker leher rahim dan penanganan lebih awal serta adekuat. Selain pap smear, metode lainn adalah inspeksi visual dengan asam asetat (VIA) atau dengan Lugol's Iodine (VILI) serta HPV-hybrid capture.

Tes tersebut mudah dilakukan dan memiliki hasil yang efektif. Skrining dilakukan 3 tahun setelah aktif secara seksual dan diulangi setiap tahunnya.

Stadium

International of gynecology and Obstetrics (FIGO) digunakan untuk mengevaluasi dan mendiagnosis kanker leher rahim berdasarkan gejala yang terjadi.

Stadium 1. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah leher rahim (serviks).
  • Stadium 1A. Kanker didiagnosis melalui mikroskopik (menggunakan microskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm.
  • Stadium 1B. Tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim atau dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dan lebar 7 mm.

Stadium 2. Kanker meluas keluar leher rahim namun tidak mencapai dinding panggul. Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas.
  • Stadium 2A. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina.
  • Stadium 2B. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping panggul.
Stadium 3. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan 1/3 vagina bagian bawah. Stadium 3 mencakup kanker yang menghambat proses berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di ginjal dan berakibat gangguan ginjal.

Stadium 4. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas melampaui panggul.

Pencegahan dan Deteksi Dini

Kanker leher rahim sendiri merupakan penyakit yang dapat dicegah karena:
  1. Memiliki masa preinvasif (sebelum menjadi keganasan) yang lama.
  2. Pemeriksaan sitologi (sel) untuk mendeteksi dini kanker leher rahim sudah tersedia.
  3. Terapi lesi preinvansif (bibit keganasan) cukup efektif.

Deteksi dini terutama melakukan pemeriksaan skrining secara teratur 1 tahun sekali untuk mengetahui lesi prekanker. Pencegahan yang dilakukan adalah menghindari faktor resiko diatas.

Modali Tubuh dengan Vaksinasi

Vaksinasi HPV diberikan pada wanita yang belum pernah mengalami kontak seksual dan kondisi rahimnya normal, dan tidak ada lesi prakanker. Di Amerika vaksinasi ini biasa diberikan pada usia 9 - 13 tahun, untuk Indonesia rentang usia bisa 14 - 27 tahun. Kendala utama dari vaksinasi ini adalah harganya yang masih cukup mahal, sekitar 950.000 dengan 3 kali suntikan secara serial untuk mendapatkan perlindungan optimal.

Vaksin HPV saat ini sudah digunakan untuk mencegah kanker leher rahim dan kutil kelamin karena HPV. Vaksin tersebut bekerja dengan cara melindungi dari 4 tipe HPV yang paling banyak menyebabkan penyakit, yaitu tipe HPV 6, 11, 16, dan 18, tipe yang menyebabkan 70% kanker leher rahim dan 90% kutil kelamin. Vaksin tersebut dikeluarkan oleh U.S. Foods and Drugs Administration (FDA) pada tahun 2006 dan sudah dinyatakan aman untuk wanita berusia 9 - 26 tahun.

Vaksinasi diberikan dalam 3 dosis dalam periode 6 bulan yaitu pemberian awal, 2 dan 6 bulan berikutnya. Belum diketahui keefektifannya pada wanita yang hanya menerima 1 atau 2 dosis saja. Karena itu, sangat penting diberikan 3 dosis penuh untuk para wanita. Keefektifan vaksin HPV menurut penelitian diperkirakan selama 5 tahun.

Sebaiknya vaksin diberikan sebelum kontak seksual pertama atau sebelum wanita terekspos dengan HPV. Hal ini disebabkan karena vaksin mencegah penyakit pada wanita yang belum terkena satu atau beberapa tipe HPV yang dapat dilindungi oleh vaksin. Vaksin ini tidak bekerja terlalu efektif pada wanita yang sudah memiliki virus HPV di dalam tubuhnya sebelum menerima vaksin. Efek samping paling umum adanya nyeri ketika disuntikan.

Vaksin ini belum direkomendasikan pada wanita hamil. Perlu ditekankan bahwa vaksin HPV ini hanya bersifat melindungi dari paparan yang belum terjadi dan bukan untuk mengobati. Skrining tetap diperlukan setelah memperoleh vaksin HPV karena vaksin tidak melindungi untuk semua tipe HPV.

Operasi dan terapi radiasi adalah dua metode utama dalam penanganan kanker leher rahim invansif. Pada umumnya, operasi terbatas pada pasien dengan stadium 1 dan 2A, sementara radiasi dapat dilakukan pada semua stadium dari penyakit. Kemoterapi merupakan penanganan pada pasien dengan stadium IVB atau mereka dengan kanker yang rekuren (sering kambuh) yang tidak dapat dilakukan terapi radiasi maupun operasi. Masing-masing stadium memiliki pilihan terapi utama yang dilakukan.

Produk High Desert Untuk Kanker Leher Rahim

Kanker merupakan pertumbuhan sel-sel tubuh yang abnormal sehingga mengakibatkan rusaknya jaringan sel-sel tubuh normal yang lain. Pada kasus penderita kanker leher rahim, pemicunya disebabkan oleh virus (Human Papilloma Virus) sehingga ada dua kebutuhan yang perlu diperhatikan agar tubuh dapat terhindar atau mengatasi penyakit tersebut, yaitu ketahanan tubuh terhadap virus dan kemampuan sel tubuh menggantikan sel-sel yang rusak oleh kanker.

HDI Fourstars dengan yakin menjawab kebutuhan tubuh Anda tersebut dan membantu Anda menghadapi serangan kanker leher rahim.

Sebagai sumber nutrisi lengkap, HDI Pollenergy 520 merupakan nutrisi yang sangat berguna untuk meningkatkan kekuatan tubuh menghadapi HPV dan penyakit yang lain. Kemampuan produk ini memperbaiki metabolisme tubuh dan sirkulasi darah mendongkrak fungsi darah dalam menyalurkan nutrisi ke bagian tubuh yang rusak tergerus sel kanker.

Karena virus tidak dapat mati, untuk menghadapinya tubuh membutuhkan sistem imunitas tinggi. Karenanya, konsumsilah HDI Bee Propolis untuk meningkatkan sistem imunitas. Sifat antivirus dan antibakteri produk ini menjadi senjata untuk menangkal HPV. Propolis juga berfungsi menghambat proses peradangan.

Ketika sel-sel tubuh rusak saat melawan sel kanker, HDI Royal jelly membantu proses regenerasi sel tubuh sehingga mempercepat metabolisme sel dan pembentukan sel yang sehat. Royal Jelly juga berfungsi sebagai antioksidan sehingga bahu membahu bersama propolis melawan sel kanker.

Sebagai sumber energi instan, produk ini sangat berguna selama masa pengobatan kanker yang sangat menguras stamina tubuh. HDI Clover Honey juga berfungsi meningkatkan sirkulasi darah dan mendukung metabolisme tubuh.

DAFTAR ISI | DAFTAR PENYAKIT | DAFTAR PRODUK HDI | DAFTAR MEMBER HDI

PEMESANAN:
Tlp./WA. 0821 9496 6109


   1 komentar :

COVID-19 Masih Mengintai

Meski berbagai aktivitas di ruang publik perlahan diperbolehkan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kita harus tetap waspada karena a...

PROMO BULAN INI!

Dapatkan Diskon harga yang menarik!
===============
GRATIS ONGKIR (GOSEND/GRAB, DLL) SETIAP BELANJA MINIMAL 800 RIBU
===============
INFO CEPAT
Hub. Tlp/WA 0821 9496 6109







  1. Promo-Promo lain yang tersedia (EASI STARTER SET), bisa langsung menghubungi WA Admin:

POPULAR POSTS

Recent Comments

DAFTAR MEMBER HDI Scan / klik disini:

Panduan Registrasi Online:
Cara Mendaftar Menjadi Member HDI