Detoksifikasi
Saat ini, kesehatan menjadi suatu hal yang sangat mahal. Ditengah himpitan ekonomi, anggaran kesehatan menjadi suatu pos pengeluaran yang tidak bisa disepelekan. Kesehatan disebut makin "mahal" karena lingkungan dan alam tempat kita berhabitat sekarang sangat menurun kualitasnya.
Hampir semua aspek dan unsur dapat menjadi toksin alias racun bagi tubuh. Semakin hari, semakin banyak toksin yang masuk kedalam tubuh. Layaknya septic tank, tubuh perlu dikuras agar bisa tetap sehat. Karenanya, tubuh kita perlu dibantu dengan jalan detoksifikasi.
Tubuh manusia memiliki sistem sirkulasi pembuangan racun yang berjalan alami, tetapi sistem tersebut mengacu pada pola makan kita yang ada, metabolisme tubuh, serta jumlah aktivitas yang kita lakukan. Jika tidak didukung situasi metabolisme tubuh yang seimbang dengan aktivitas olahraga, misalnya, maka cadangan energi yang berlebih akan justru merugikan kita.
Kandungan kolesterol jahat dan lemak berlebih yang mengendap di tubuh kita akan menjadi racun yang mengancam kesehatan tubuh. Apalagi, saat ini, makanan yang lebih banyak mengandung pengawet dan bahan kimia untuk pewarna atau perasa. Sayur mayur juga makin mengandung pestisida.
Racun yang ada memberikan luasan dampak yang jelas berbahaya. Obesitas, Diabetes, Hipertensi, dan Gangguan Jantung adalah berbagai contoh akibatnya.
Salah satu cara untuk membantu mengembalikan keseimbangan metabolisme tubuh adalah dengan proses detoksifikasi atau mengeluarkan racun dari sisa-sisa makanan yang menumpuk di saluran pencernaan. Racun tersebut dapat dikeluarkan melalui keringat, urine, dan feces, dengan bantuan dari kerja hati, ginjal, usus, serta paru-paru.
Proses Metabolisme Bermasalah
Kurangnya mengkonsumsi serat atau air bisa menyebabkan sisa-sisa makanan menempel pada dinding usus dan akhirnya menjadi tempat tumbuh dari bakteri, membusuk dan berubah menjadi racun; sebelum akhirnya diserap oleh tubuh dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah serta biasanya disimpan di sel-sel lemak.Jika terlanjur terjadi proses tersebut, gejalanya antara lain adalah kulit atau rambut terlihat kusam, kesehatan menurun, bahkan dapat mengakibatkan timbulnya penyakit.
Dengan mengubah pola makan, meningkatkan konsumsi serat dan air maka akan dengan mudah bisa mengeluarkan racun dari tubuh. Pada saat detoks, karena tubuh tidak mendapat asupan makanan padat seperti daging maka tubuh akan menggunakan sel-sel lemak untuk menghasilkan energi, sehingga racun bisa dikeluarkan lewat urine.
Selain itu, air yang dikonsumsi akan "mencuci" usus sehingga sisa-sisa makanan yang menempel di dinding usus bisa dikeluarkan. Olahraga sangat dianjurkan sebagi lanjutan perawatan detoks karena keringat merupakan suatu sarana tubuh membersihkan diri dari racun.
Cara Efesien Menurunkan Berat Badan
Detoks juga terbukti menyebabkan berat badan turun, terutama pada minggu-minggu pertama secara perlahan-lahan. Keuntungan yang lain, tubuh terasa lebih segar dan sehat. Apabila detoksifikasi dilakukan berkala, dengan disertai perubahan gaya hidup yang sehat, maka hasilnya akan lebih maksimal.Program detoksifikasi menganjurkan perubahan pola makan selama 2 hingga 30 hari dengan banyak mengkonsumsi makan-makanan seperti sayur dan buah-buahan segar, jus (tanpa gula), air putih (kurang lebih 2 liter dalam sehari), teh herbal dan karbohidrat kompleks, seperti beras merah dan kentang. Sebaiknya, makanan ini diproses dengan sedikit garam, lada dan minyak; tanpa bumbu-bumbu lainnya.
Pastinya, salah satu yang wajib adalah menghindari makanan dari semua jenis daging, produk susu (keju, mentega dan krim), minuman berkafein, gula, semua jenis roti, alkohol dan makanan siap saji.
Ragam Cara Detoksifikasi
Membersihkan tubuh dengan mengangkat toksin dari dalam tubuh kita secara terus-menerus dengan meningkatkan daya tahan tubuh.Ada beberapa cara membersihkan tubuh, diantaranya adalah:
0 komentar :
Posting Komentar