Krisis Ekonomi Berimbas Kesehatan

Krisis Ekonomi Berimbas Kesehatan

Krisis Ekonomi
Menurunnya kesehatan tentu saja menjadi efek domino dalam sebuah krisis ekonomi. Di tahun 1997 saat ekonomi Indonesia porak poranda, banyak pegawai yang terkena PHK dari bank-bank yang terlikuidasi atau korban PHK dari pabrik-pabrik yang terpaksa tutup karena ongkos produksi yang terus meningkat sementara daya beli masyarakat terus menurun.

Turunnya daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan, menyebabkan kurangnya
konsumsi makanan bergizi yang berdampak pada penurunan status gizi.
Pengamatan Posyandu di Sulawesi Selatan menemukan krisis ekonomi pangan pada balita dari 5,7 % pada tahun 1997 meningkat menjadi 14,9 % tahun 1999.

Dampak dari PHK tentu saja membuat keadaan yang tadinya tenang menjadi tegang, bahkan memicu saraf menjadi tegang, cemas berlebihan karena memikirkan hal-hal buruk yang bisa terjadi, sehingga timbul stres tinggi.

Orang yang mengalami stres dapat mengalami hal-hal tersebut dalam kurun waktu sebentar atau dapat untuk waktu lama. Pada tahap terakhir yaitu stres psikologis, biasanya para pengidap stres mengalami sakit secara fisik atau secara psikis.

Saat kesehatan jiwa terganggu, perangai seseorang bisa menjadi agresif, depresif, menderita neurosis cemas, hingga menderita gangguan psikosomatik. Selain gangguan secara psikis, stres juga dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti:

Hipertensi

Stres tinggi bisa memicu terjadinya tekanan darah tinggi atau biasa disebut hipertensi.
Saat hormon adrenalin meningkat sewaktu kita stres, bisa mengakibatkan jantung memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darah pun meningkat.

Penyakit Jantung

Berdasarkan hasil penelitian, stres juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan menurunkan aliran darah. Penyempitan ini dapat terlihat pada arteri yang terkena penyakit ringan. Penelitian lain menunjukan bahwa stres berat dapat menyebabkan pecahnya dinding arteri yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung.

Diabetes

Beberapa hormon stres seperti kortisol dan epinefrin memicu hati untuk menghasilkan lebih banyak glukosa, sehingga memberikan energi lebih untuk melawan stres. Tapi kebanyakan glukosa ini tidak terpakai sehingga diserap kembali oleh tubuh.

Jika Anda mengalami stres, gula darah ekstra yang dihasilkan akan sangat berbahaya bagi tubuh dan menyebabkan diabetes. Orang gemuk dan orang yang rentan terhadap gula darah tinggi lebih rentan terkena diabetes.

Gangguan Pencernaan

Selama stres, Anda akan mengalami gangguan seperti mual atau sakit perut. Gangguan pencernaan merupakan masalah yang besar karena memengaruhi penyerapan nutrisi dalam usus, bahkan Anda dapat terkena diare.

Kesehatan Reproduksi

Stres dapat memengaruhi siklus menstruasi. Hal ini dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur. Stres juga menyebabkan gejala pramenstruasi lain seperti perubahan suasana hati, kram, retensi cairan dan kembung.

Stres berkepanjangan juga dapat mengakibatkan pengurangan libido atau gairah seksual Anda menjadi berkurang.
DAFTAR ISI | DAFTAR PENYAKIT | DAFTAR PRODUK HDI | DAFTAR MEMBER HDI

PEMESANAN:
Tlp./WA. 0821 9496 6109


0 komentar :
Posting Komentar

COVID-19 Masih Mengintai

Meski berbagai aktivitas di ruang publik perlahan diperbolehkan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), kita harus tetap waspada karena a...

PROMO BULAN INI!

Dapatkan Diskon harga yang menarik!
===============
GRATIS ONGKIR (GOSEND/GRAB, DLL) SETIAP BELANJA MINIMAL 800 RIBU
===============
INFO CEPAT
Hub. Tlp/WA 0821 9496 6109







  1. Promo-Promo lain yang tersedia (EASI STARTER SET), bisa langsung menghubungi WA Admin:

POPULAR POSTS

Recent Comments

DAFTAR MEMBER HDI Scan / klik disini:

Panduan Registrasi Online:
Cara Mendaftar Menjadi Member HDI