Epilepsi & Gangguan Syaraf
Epilepsi dihubungkan dengan kejadian seseorang yang tidak sadarkan diri, terjatuh, tubuh tegang lalu disusul dengan gerakan-gerakan kejang tanpa terkendali di seluruh tubuh. Walaupun epilepsi tidak dapat disembuhkan tapi dapat di kontrol dengan penggunaan obat-obatan anticonvulsant (antikejang) dalam jangka panjang.
Penyakit yang lebih dikenal dengan istilah "ayan" ini telah dikenal sejak jaman Babilonia kuno tiga ribu tahun yang lalu dan hingga saat ini penyebab pastinya belum diketahui. Para peneliti meyakini bahwa penderita epilepsi memiliki kadar neurotransmitter tinggi, yang menyebabkan aktivitas neoron menjadi berlebihan. Apapun yang dapat mengganggu pola aktivitas neuron normal, mulai penyakit yang merusak otak hingga perkembangan otak yang abnormal dapat mengakibatkan kejang.
Pada tahun 2000, diperkirakan penyandang epilepsi diseluruh dunia berjumlah 50 juta orang. 37 juta orang diantaranya adalah epilepsi primer dan 80% tinggal di negara berkembang, seperti Indonesia. Dari seluruh penderita epilepsi, sebagian besar adalah anak-anak dan remaja.
Seiring perkembangan teknologi, metode pengobatan dan terapi mengatasi epilepsi sudah sangat berkembang, sehingga epilepsi tidak lagi menjadi momok yang menakutkan.
Justru yang memprihatinkan adalah bahwa epilepsi sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental dan konsekwensi psikososial yang berat bagi penderitanya.
Akibatnya secara psikis, perlakuan itu membuat tekanan berat buat penderita epilepsi.
Gejala Epilepsi
Secara umum, gejala epilepsi yang paling mudah diketahui adalah kejang. Kejang itu dapat terjadi sangat hebat hingga penderita membenturkan kepalanya berulang kali. Gejala yang lain adalah kedutan pada otot tertentu, halusinasi kilauan cahaya, halusinasi akan bau, mati rasa atau kesemutan di bagian tubuh tertentu, halusinasi gambaran, serta perilaku repetitif yang kompleks seperti berjalan berputar-putar, gerakan mengunyah, gerakan bibir mencium dan lain sebagainya.Epilepsi hanya berbahaya saat kambuh, namun akan menjadi sangat mengganggu, terutama saat penderita berada di lingkungan sosial.
Walaupun epilepsi tidak dapat disembuhkan tapi dapat di kontrol agar tidak kambuh dengan penggunaan obat-obatan anticonvulsan (anti kejang) dalam jangka panjang. Anticonvulsan bekerja dengan cara menurunkan simulasi SSP (Sistem Syaraf Pusat) dan mencegah aliran listrik dari pusat kejang ke SSP. Obat itu juga berfungsi melindungi sel syaraf dari kebocoran sinyal elektrik sehingga kejang dapat dicegah.Jenis-Jenis Epilepsi
Ada beberapa jenis epilepsi dan yang paling umum adalah bentuk grand mal, petit mal dan temporal.Grand Mal. Cirinya adalah kejang kaku bersama kejutan-kejutan ritmis dari anggota badan dan hilangnya kesadaran untuk sementara. Penderita kadang-kadang menggigit lidahnya sendiri dan juga dapat terjadi inkontinensia urin atau feces.
Petit Mal. Cirinya serangan yang singkat, antara beberapa detik sampai setengah menit dengan penurunan kesadaran ringan tanpa kejang-kejang. Gejalanya berupa keadaan termangu-mangu (pikiran kosong, kehilangan respon sesaat), muka pucat, pembicaraan terpotong-potong atau berhenti mendadak.
Temporal atau psikomotor. Pada serangan parsial (seizure partial) ini, kesadaran menurun hanya untuk sebagian tanpa hilangnya ingatan. Penderita memperlihatkan kelakuan tidak sengaja tertentu seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran.
Pengobatan Epilepsi
Terapi teraturSaat ini, terapi epilepsi adalah menggunakan obat-obat anticonvulsan yang di konsumsi sebagai terapi tunggal ataupun kombinasi. Pemilihan obat-obatan tersebut tergantung tipe epilepsi yang diderita. Obat-obat itu antara lain divalproex sodium, fenobarbital, karbamazeptin, diazepam dan primidon. Golongan lain adalah lamotrigin, vigabatrin, gabapentin dan okskarbasepin. Divalproex sodium adalah salah satu jenis antipileptik yang diindikasikan untuk pengobatan seizure parsial dan siuzure absense.
Pengobatan epilepsi harus dilakukan secara teratur. Penghentian obat secara mendadak dapat mengakibatkan serangan baru yang dapat memiliki dampak yang serius seperti serangan epilepsi beruntun (status epilepticus).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa serangan yang tidak terkontrol akan memicu perubahan pada neuron, sehingga ketika serangan terjadi lagi akan sulit diterapi. Penghentian obat tergantung dari usia penderita dan tipe epilepsi yang diderita.
Produk HDI Untuk Epilepsi dan Gangguan Syaraf
Kandungan asetikolin dalam HDI Royal Jelly dapat meningkatkan daya ingat serta menjaga kesehatan otak. Selain itu HDI Royal Jelly juga dapat mencegah timbulnya penyakit syaraf. Selain HDI Royal Jelly, Bee Pollen dan HDI Pollenergy 520, dapat membantu meningkatkan jumlah sel darah merah yang sehat, dengan demikian suplai oksigen ke otak pun akan meningkat.Kandungan asam glutamat dalam Bee Pollen berfungsi membawa mineral kalium ke otak pun meningkatkan kosentrasi daya pikir pada anak-anak maupun orang dewasa.
Sementara kandungan propolis dalam HDI Bee Propolis membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara alami.
Saat ini banyak penderita epilepsi sukses menjalani karier pada pekerjaan yang ditekuni. Walaupun tidak ada pengobatan yang benar-benar bisa menyembuhkan epilepsi, namun dengan bantuan pengobatan yang benar dan tepat, sebesar 80% anak mengidap penyakit ini mampu hidup normal.
Terimakasih artikelnya bagus.
BalasHapusSaya juga mau informasikan tentang obat epilepsi bila anda minat klik Terimakasih artikelnya bagus.
Saya juga mau informasikan tentang Obat Epilepsi
Terima kasih juga kunjungannya...
Hapustapi blog ini tidak menerima link aktif, jadi berkomentar biasa saja tanpa menyertakan link aktif, tapi tetap boleh menuliskan blog/website rujukan yang berhubungan dengan artikel.
Terima kasih informasinya
BalasHapus