Bakteri Dalam Susu Formula
Pada anak yang memiliki daya tahan tubuh kurang baik, infeksi bakteri dalam susu formula dapat memicu berbagai gangguan kesehatan yang cukup serius dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Di antaranya meningitis, infeksi pada aliran darah dan inflamasi atau radang di saluran pencernaan.
Meskipun demikian, dampak serius dari infeksi tersebut sangat jarang terjadi pada manusia dewasa. Dikutip dari Dairyreporter, Center for Disease Control and Prevention mencatat hingga tahun 2004 hanya ada 60 kasus di seluruh dunia yang berakibat fatal.
Sebagian besar dari kasus tersebut terjadi pada bayi usia kurang dari 5 pekan, sementara risiko paling tinggi dialami oleh bayi yang lahir prematur atau yang memiliki berat badan rendah. Meski infeksi akibat bakteri dalam susu formula jarang terjadi, risiko kematian pada yang terinfeksi cukup tinggi yakni antara 33-80 persen.
Sejak diperah dari ambing (puting) binatang, susu formula bisa terkontaminasi oleh berbagai jenis bakteri antara lain sebagai berikut:
Staphylococcus aureus
Bakteri ini merupakan pemicu utama gastroenteritis atau radang lambung dan ditularkan oleh binatang melalui susu segar. Binatang yang mengalami mastitis atau radang ambing akan menghasilkan susu yang terkontaminasi jika saat diperah ambingnya tidak dicuci terlebih dahulu.Streptococcus cremoris
Secara alami, bakteri ini bisa ditemukan dalam jumlah sedikit dalam susu segar karena berfungsi menghambat bakteri patogen (merugikan) dengan cara menghasilkan asam laktat. Namun dalam jumlah banyak, pada manusia bakteri ini bisa memicu radang tenggorokan, radang amandel (tonsilitis) serta radang paru-paru (pneumonia).Mycobacterium spp
Salah satu bakteri yang termasuk dalam kelompok Mycobacterium adalah bakteri penyebab tuberculosis (TBC) yakni M.tuberculosis. Namun TBC yang ditularkan oleh susu tidak disebabkan oleh M.tuberculosis melainkan oleh M.avium yang masih satu kerabat.Pseudomonas sp
Bakteri ini biasanya hanya ditemukan dalam susu segar yang belum diolah, namun susu pasteurisasi juga bisa tercemar akibat rekontaminasi dengan susu mentah. Meski tidak terlalu membahayakan, bakteri ini dapat menurunkan kualitas susu karena bersifat menguraikan protein.Fungsi alami dari bakteri yang juga ditemukan dalam daging dan bahan makanan lain ini adalah mempercepat pembusukan. Susu atau bahan makanan yang terkontaminasi bakteri ini biasanya tampak memiliki lapisan berlendir.
Serratia marcescens
Meski lebih jarang dibanding Staphylococcus aureus, bakteri Serratia marcescens juga bisa menyebabkan mastitis atau radang pada ambing binatang. Susu yang tercemar bakteri ini biasanya berwarna merah dan bisa memicu infeksi pada saluran pencernaan, kencing dan pernapasan.Enterobacter sakazakii
Enterobacter sakazakii merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif, berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Sampai tahun 1980, E. sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning.Laporan mengenai infeksi E. sakazakii menunjukkan bahwa bakteri ini dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang memiliki resiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Kontaminasi Enterobacter Sakazakii pernah terungkap dalam sebuah penelitian di lnstitut Pertanian Bogor (lPB) yang dipublikasikan tahun 2008. Penelitian tersebut mengungkap ada 22 sampel susu formula yang beredar antara tahun 2003-2006 yang mengandung Enterobacter Sakazakii dalam kadar 22,73 persen.
Angka kematian akibat infeksi E. sakazakii mencapai 40-800/ pasien. Sebanyak 500/ pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosa. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun sebesar 3 cfu/100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi.
Dalam dunia kedokteran, E. sakazakii sangat jarang teridentifikasi sebagai penyebab infeksi. Sepanjang bayi dalam keadaan normal dan pertahanan tubuhnya bagus, keberadaan E. sakazakii di usus tidak akan menimbulkan masalah.
Melarutkan susu bubuk dalam air bersuhu sekitar 70°C – air panas dari dispenser – umumnya sudah bisa mengurangi risiko infeksi pada bayi yang meminum susu itu. Namun masyarakat perlu mengetahui bahwa bakteri itu mampu memperbanyak diri setiap 20 menit, yang sangat ditentukan keadaan sekitar.
Dan karena susu merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri, Setelah diencerkan, susu jangan dibiarkan begitu saja dalam waktu lama sehingga memungkinkan bakteri berkembang biak. Larutkan susu bubuk secukupnya untuk sekali minum, dan segera habiskan.
Melihat fakta tersebut, kita disadarkan akan keagungan Yang Maha Kuasa dengan menganugerahkan ASI pada setiap ibu. ASI merupakan makanan dengan kandungan paling lengkap. Berikan ASI sebagai bukti cinta kepada buah hati Anda.
0 komentar :
Posting Komentar