Sukses Adalah Keputusan
Semua orang ingin sukses, tapi tidak semua orang ingin menjalani prosesnya. Keputusan Anda untuk meraih sukses hanyalah langkah awal. Keputusan dari sikap dan komitmen yang diubah menjadi tindakan untuk mewujudkan akan menjadi langkah selanjutnya.
Penghasilan ratusan juta, jalan-jalan keluar negeri gratis, memberikan pendidikan terbaik buat buah hati, memiliki mobil mewah, tinggal di perumahan yang rimbun pohonnya, menjadi inspirator hebat adalah impian setiap Enterpriser di HDI. Namun sayangnya banyak dari Enterpriser yang hanya menginginkan sukses tanpa melihat bagaimana perjuangannya.
Semangat di awal tidak diimbangi dengan sesuatu yang ada dalam diri. Apakah itu? Niat dan tekad yang kuat dan tidak terkalahkan untuk menaklukkan semua yang menghalangi. Ya, diri sendiri adalah sosok yang seharusnya ditaklukkan terlebih dahulu. Sayangnya, banyak yang menyerah di ronde awal pertandingan.
Oleh karena itu, timbullah sebuah pertanyaan, "mengapa lebih sedikit orang yang sukses dibandingkan dengan yang katanya 'SUDAH BERUSAHA' tapi tidak kunjung sukses? Apakah Tuhan pilih kasih?"
Satu hal yang saya pelajari di HDI, yang bisa mengubah hidup kita bukanlah orang lain, tetapi diri kita sendiri. Tidak tergantung orang tua, pasangan hidup, atau siapa pun melainkan kitalah yang bekerja keras, bekerja cerdas, sehingga menjadi pantas menerima mukjizat dari Sang Pencipta.
Sulit itu adalah hal yang relatif. Buktinya, tidak sedikit orang yang berhasil melampauinya, sehingga menikmati kesuksesan.
Hal-hal Apa Yang Sulit, Tapi Harus Diubah?
KebiasaanOrang yang ada di sekeliling Anda akan menentukan siapa diri Anda dan seberapa banyak yang bisa Anda hasilkan. Jika Anda berada dalam lingkungan yang hanya memikirkan hari ini saja, Anda akan lebih memilih melakukan rutinitas yang membuat merasa nyaman, meski mereka sesungguhnya tidak nyaman. Mereka tidak tahu bahwa diri mereka mampu melakukan lebih.
Cara Pandang Yang Hanya Sejengkal
Tidak salah dengan mengatakan "hiduplah untuk hari ini," tetapi apakah hanya hari ini saja? Bukankah kita juga hidup minggu depan, bulan depan? Jika ya, mulailah memikirkannya.
Kata Syukur Yang Kurang Tepat
Pepatah Jawa mengatakan, "Mangan ora mangan asal kumpul." Sepertinya kata-kata itu terlihat sangat bersyukur, karena masih bisa berkumpul, meski tidak bisa makan. Namun pepatah ini telah tergantikan dengan "Kumpul ora kumpul yang penting mangan." Coba renungkan, apakah kita sudah menempatkan kata syukur yang tepat dalam hidup ini?
0 komentar :
Posting Komentar