Hobi Anak
Dulu rasanya Anda tidak tega meninggalkan anak Anda lama-lama di rumah. Sekarang setelah remaja, malah anak Anda yang jarang ada di rumah. Sekolah, les, kegiatan ekstrakurikuler menyita waktunya. Belum lagi ia sedang giat-giatnya menyalurkan hobinya bermain skateboard. Waduh, apa tidak kecapekan ya, dia?
Menginjak usia remaja, seiring bertambah luasnya wawasan dan pergaulan anak, mungkin mereka akan memiliki hobi baru. Jangan sepelekan hobi anak Anda ini, karena selama positif, memiliki hobi sangat bermanfaat karena bisa membuat rileks, membangun rasa percaya diri, menemukan bakat baru, membentuk identitas, memberikan perasaan bangga setiap kali mencapai suatu prestasi baru, dan memperluas pergaulan. Nilai plus jika hobi tersebut berupa olahraga, tentunya untuk menjaga kesehatannya.
Bisa jadi pula, ketika ia menekuni hobinya tersebut dengan serius, hobi tersebut bisa terus diasah sehingga bisa dijadikan mata pencaharian di masa mendatang.
Tapi untuk sekarang, Anda ingin ia fokus belajar di sekolah dan tidak melupakan kewajiban utamanya sebagai seorang pelajar. Energi anak remaja memang seakan tidak terbatas, tapi kadang saking terlalu sibuk dengan hobinya, nilai-nilainya di sekolah jadi menurun.
Jadi bagaimana Anda bisa mendukung hobinya tersebut? Kami memberikan beberapa tipsnya.
1. Biarkan anak Anda yang memilih hobi yang ia sukai.
Jangan paksakan ia untuk mengikuti les atau kursus yang sebenarnya adalah minat Anda. Meskipun ia tidak mengeluh depan Anda, percuma kalau ia tidak menikmati kegiatan tersebut yang akhirnya hanya membuang-buang waktu saja. Komunikasikan dengan baik apa yang ia suka dan yang tidak. Cara anak mengatasi stresnya berbeda-beda dan ia tidak selalu akan mengatakannya kepada Anda. Amati dengan cermat apakah ia sering mengeluh capek, menangis, atau merengut. Mungkin ia tidak menikmati kegiatannya tersebut.
2. Ada beberapa anak yang sangat aktif dan ingin mencoba segala hal.
Meskipun bagus, tapi ujung-ujungnya ia akan kewalahan. Bantulah ia untuk memilih mana yang paling ia suka. Mulailah pelan-pelan, tidak apa-apa untuk mencobanya satu persatu dulu sebelum berkomitmen penuh terhadap satu hal.
3. Bantu ia untuk membuat jadwal untuk mengatur waktunya sekolah, mengerjakan PR, ekstrakurikuler, hobi, waktu untuk keluarga, dan beristirahat.
Beri pengertian bahwa semuanya itu harus seimbang. Jangan sampai waktunya berbenturan. Terlalu banyak kegiatan di satu hari bisa menyebabkan stres. Tekankan bahwa sekolah tetap penting.
4. Berikan kebebasan dan ruang untuk mengesksplor hobinya tersebut.
Untuk terus memiliki quality time dengan anak Anda, jadwalkan waktu untuk keluarga atau Anda juga bisa membantunya dalam mengerjakan pekerjaan rumah dari sekolahnya.
5. Ketahuilah bahwa setiap anak terlahir unik dan tidak selalu sama dengan anak-anak lain.
Jangan berkecil hati dulu jika anak Anda memilih hobi yang “tidak lazim”. Siapa tahu dengan menekuninya ia bisa menjadi hebat dan berprestasi di bidang tersebut.
6. Ingatlah bahwa yang terpenting adalah anak Anda menikmati hobinya tersebut, jangan menuntutnya untuk membuahkan prestasi atau menjadi hebat di bidang tersebut.
Memiliki hobi semestinya membuatnya rileks dan melepaskan diri sejenak dari aktivitas belajar sehari-hari, bukannya justru menambah beban.
7. Jika Anda mengenal seseorang yang juga memiliki hobi yang sama dengannya, kenalkan dengan anak Anda untuk menjadi mentor atau sekadar teman sharing.
8. Beberapa hobi bertahan sampai dewasa, beberapa tidak. Sangat wajar untuk anak seusianya jika mudah merasa bosan. Jangan paksa ia untuk terus melanjutkan jika ia merasa bosan.
9. Berilah anak Anda makanan yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya sehingga tidak gampang sakit meskipun aktivitasnya banyak.
Suplemen praktis seperti HDI Dynamic 3 yang mengandung Royal jelly, Bee Propolis, dan Bee Pollen bermanfaat untuk menjaga stabilitas stamina, menambah nutrisi untuk meningkatkan kesehatan dan persediaan energi.
0 komentar :
Posting Komentar