Gejala Stres
Stres dapat timbul akibat rasa cemas yang berlebihan memikirkan hal-hal buruk yang bisa terjadi. Orang yang sedang stres dapat mengalami hal tersebut dalam kurun waktu yang singkat tetapi dapat pula dalam kurun waktu yang lama.
Gangguan fisik yang dialami seseorang akibat stres bisa berbeda dengan orang lainnya. Ternyata, bukan hanya reaksi fisik saja yang nampak jika seseorang dalam keadaan stres. Tanda-tanda orang dalam keadaan stres juga dapat dilihat dari reaksi emosional, psikologis, dan perilakunya.
Pada tahap terakhir yaitu stres psikologi, biasanya para pengidap stres mengalami sakit secara fisik atau psikis. Saat kesehatan jiwa terganggu, perangai seseorang bisa menjadi agresif, depresif, menderita neorosis cemas, hingga menderita gangguan psikomatik.
Selain gangguan psikis, stres juga dapat menyebabkan beberapa penyakit seperti:
Hipertensi. Stres tinggi bisa memicu terjadinya tekanan darah tinggi atau biasa disebut hipertensi. Saat hormon adrenalin meningkat sewaktu kita stres, bisa mengakibatkan jantung memompa darah lebih cepat sehingga tekanan darahpun meningkat.
Penyakit Jantung. Berdasarkan hasil penelitian, stres juga dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan menurunkan aliran darah. Penyempitan ini dapat terlihat pada arteri yang terkena penyakit ringan. Penelitian lain menunjukkan bahwa stres berat dapat menyebabkan pecahnya dinding arteri yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung.
Diabetes. Beberapa hormon stres seperti kortisol dan epinefrin memicu hati untuk menghasilkan lebih banyak glukosa, sehingga memberikan energi lebih untuk melawan stres. Tapi kebanyakan glukosa ini tidak terpakai sehingga diserap kembali oleh tubuh. Jika Anda mengalami stres, gula darah ekstra yang dihasilkan akan sangat berbahaya bagi tubuh dan menyebabkan diabetes. Orang gemuk dan orang yang rentan terhadap gula darah tinggi lebih berisiko terkena diabetes.
Gangguan Pencernaan. Selama stres, Anda akan mengalami gangguan seperti mual atau sakit perut. Gangguan pencernaan merupakan masalah yang besar karena memengaruhi penyerapan nutrisi dalam usus, bahkan Anda dapat terkena diare.
Kesehatan Reproduksi. Stres dapat memengaruhi siklus menstruasi. Hal ini dapat menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur. Stres juga dapat menyebabkan gejala pramenstruasi lain seperti perubahan suasana hati, kram, retensi cairan dan kembung. Stres berkepanjangan juga mengakibatkan pengurangan libido atau gairah seksual Anda menjadi berkurang.
Beda Stres dan Gangguan Jiwa
Penyebutan stres sudah sangat luas diketahui hingga perilaku berbeda pun dinamakan stres. Perilaku aneh bisa jadi adanya indikasi gangguan jiwa, bukan lagi sekedar stres.Hal ini perlu diluruskan sebab stres kadang digunakan masyarakat untuk gangguan jiwa. Padahal, stres merupakan tekanan yang membuat orang harus beradaptasi dalam menghadapinya untuk dapat bertahan hidup.
Jika bisa mengelola stres dengan baik, maka seseorang akan naik level menjadi lebih baik dalam menjalani hidup. Sementara itu, jika stres tidak berhasil dikuasai, maka bisa timbul gangguan jiwa.
Gangguan jiwa berhubungan dengan ketidakseimbangan senyawa kimia di otak atau yang disebut juga dengan neurotransmitter. Untuk memulihkannya, maka diperlukan obat-obatan. Sementara untuk memulihkan kejiwaan pasien, dibutuhkan psikoterapi yang berupa konseling.
Jadi jangan keliru lagi memakai kata stres dan gangguan jiwa untuk merujuk perilaku seseorang.
Menghadapi Stres
Cara paling jitu mengatasi stres adalah dengan menemukan penyebabnya. Selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah. Namun demikian, buatlah prioritas dan selesaikan masalah sesuai kemampuan Anda.Dalam riset terbaru ditunjukkan saat stres sistem saraf simpatetik akan mengeluarkan gelombang norepinephrine, yang merupakan respon melawan atau menghindar (flight or fight). Sementara itu bagian otak pituitari akan melepaskan hormon kortisol yang membanjiri aliran darah.
Pada dasarnya respon stres ini bertujuan untuk membuat kita siaga. Saat merasakan ada bahaya akan datang, misalnya ada mobil akan menabrak, tubuh akan melepaskan hormon stres sehingga kita lebih siaga, lebih gesit dan memiliki reaksi cepat sehingga kita bisa menghindar dari bahaya.
0 komentar :
Posting Komentar